Teks Khutbah Jumat Singkat
Su’udzon vs Husnudzon
Ustadz Mudiyono, S.Pd.I
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ
اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ،
وَنَعُوْذُ بالله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ
الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إلهَ
إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ
.اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ
وَمَنْ وَلآَهُ. أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ
اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ وَقَالَ تَعَالَى
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ 
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Puji dan Syukur
hanyalah milik Allah SWT, Sholawat dan salam semoga snantiasa tercurah kepada
Nabiyullah Muhammad SAW. Selanjutnya marilah kita tingkatkan Taqwa kepada Allah
SWT dengan Taqwa yang sesungguhnya.
Jamaah Jumat
yang dimuliakan Allah
Allah SWT
berfirman dalamAl-qur’an surat Al-Hujurat ayat 12 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِّنَ الظَّنِّ، إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah kebanyakan dari prasangka,
sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa.” (QS. Al-Hujurāt: 12)
Ayat ini
mengingatkan kita agar berhati-hati dalam berprasangka. Tidak semua prasangka
itu salah, tetapi kebanyakan prasangka, terutama prasangka buruk terhadap
sesama dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa besar.
Sifat su’udzon,
yaitu berburuk sangka kepada saudara seiman, sering kali muncul karena hati
yang tidak bersih, iri hati, atau karena mendengar kabar tanpa tabayyun
(klarifikasi). Akibatnya, hubungan persaudaraan bisa rusak, kepercayaan hilang,
bahkan menimbulkan fitnah, Rasulullah SAW bersabda:
إِيَّاكُمْ وَالظَّنَّ،
فَإِنَّ الظَّنَّ أَكْذَبُ الْحَدِيثِ
Artinya : “Jauhilah prasangka, karena prasangka itu adalah perkataan yang paling dusta.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Marilah kita
hindari kebiasaan berburuk sangka. Jika kita mendengar sesuatu tentang saudara
kita, jangan langsung percaya. Telitilah terlebih dahulu, karena bisa jadi apa
yang kita dengar tidak benar. Sebaliknya, biasakanlah husnuzhon, yaitu berbaik
sangka kepada Allah SWT dan kepada sesama. Dengan husnuzhon, hati menjadi
tenang, pikiran jernih, dan ukhuwah (persaudaraan) semakin kuat.
Sifat su’udzon
tidak hanya buruk kepada manusia, tetapi juga berbahaya jika ditujukan kepada
Allah SWT, Misalnya, seseorang yang tidak percaya bahwa Allah SWT akan
menolongnya, atau menganggap musibah sebagai bukti kebencian Allah SWT itu
termasuk su’udzon kepada Allah SWT. Padahal, seorang mukmin harus yakin bahwa
apa pun yang Allah SWT takdirkan pasti mengandung hikmah dan kebaikan.
Rasulullah SAW bersabda dalam hadits qudsi:
أَنَا عِندَ ظَنِّ
عَبْدِي بِي
Artinya :“Aku
(Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Maka, jika kita
berprasangka baik kepada Allah SWT, niscaya Allah SWT akan memberikan kebaikan
pula. Marilah kita tanamkan sifat husnuzhon dalam diri kita dengan : Husnuzhon
kepada Allah SWT dalam setiap ujian, Husnuzhon kepada sesama dalam setiap
pergaulan, Husnuzhon kepada diri sendiri dengan selalu berusaha memperbaiki
kekurangan, 
Semoga Allah
SWT menjauhkan kita dari sifat su’udzon dan menumbuhkan dalam hati kita
keikhlasan, kasih sayang, serta prasangka baik terhadap sesama.
Jamaah Jumat Rahimakumullah
Bahaya yang
diakibatkan dari sifat suudzon ini adalah :
Pertama  Su’udzon dilarang oleh Allah SWT
Allah SWT
secara tegas melarang umat Islam berprasangka buruk tanpa dasar, sebagiamana
dalam Surat Al-Hujurat ayat 12 diatas, intinya orang yang suka berburuk sangka
terhadap sesama telah melakukan dosa, karena menilai sesuatu tanpa bukti yang
benar.
Kedua
Menimbulkan dosa dan permusuhan
Sifat su’udzon
sering kali menimbulkan dosa besar karena diikuti oleh ucapan dan tindakan yang
salah, Jika seseorang terus berburuk sangka, maka hatinya akan mudah dipenuhi
iri, dengki, dan kebencian sehingga hubungan persaudaraan rusak.
Ketiga
Menghancurkan ukhuwah atau persaudaraan
Su’udzon bisa
merusak persahabatan, hubungan keluarga, dan kehidupan bermasyarakat. Orang
yang suka su’udzon cenderung tidak percaya kepada orang lain dan mudah menuduh
tanpa bukti.
Padahal Islam
sangat menjunjung tinggi ukhuwah dan kepercayaan antarsesama muslim.
Keempat Menyebabkan hati gelisah dan tidak tenang
Orang yang
sering berburuk sangka akan hidup dalam rasa curiga, iri, dan marah. Hatinya
tidak pernah tenang, pikirannya selalu negatif. Berbeda dengan orang yang
husnuzhon atau  berbaik sangka, ia hidup
tenang dan damai karena selalu berpikir positif.
Kelima Su’udzon
kepada Allah adalah bentuk kelemahan iman
Su’udzon bukan
hanya kepada manusia, tetapi juga bisa terjadi kepada Allah.
Menganggap doa
tidak dikabulkan berarti Allah tidak adil, Berpikir bahwa musibah adalah bukti
kebencian Allah. Padahal Allah SWT berfirman dalam hadits qudsi:
Artinya : “Aku
(Allah) sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada-Ku.” (HR.Bukhari dan Muslim)
Jika kita
berprasangka baik kepada Allah, maka Allah SWT akan memberikan kebaikan. Tetapi
jika kita berprasangka buruk, maka itu akan merugikan diri kita sendiri.
Lalu bagaimana cara untuk menghindari sifat tercela su’udzon ini, 
Pertama Selalu
tabayyun, periksa kebenaran berita sebelum percaya.
Kedua Latih hati
untuk berpikir positif, cari alasan baik untuk setiap keadaan.
Ketiga Perbanyak
dzikir dan istighfar agar hati bersih.
Keempat Jaga lisan
dari menuduh dan menyebarkan kabar tanpa bukti.
Kelima Berdoalah
kepada Allah SWT agar dijauhkan dari sifat iri, dengki, dan su’udzon.
Sifat su’udzon
adalah penyakit hati yang berbahaya. Ia bisa menghapus pahala kebaikan, merusak
hubungan dengan sesama, dan membuat kita jauh dari rahmat Allah SWT.
Mari kita
gantikan su’udzon dengan husnuzhon, berprasangka baik kepada Allah SWT dan
kepada sesama manusia, agar hidup kita lebih damai, bersih, dan penuh
keberkahan.
بارَكَ
اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ
مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ
اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ
Khutbah 2
اَلْحَمْدُ
لِلّٰهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى رَسُوْلِ
اللَّهِ وَعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ وَلآَهُ أَمَّا بَعْدُ فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ
اللَّهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ وَقَالَ تَعَالَى
يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ
إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى
النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا
قَاضِيَ الْحَاجَاتِ 
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا
قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
رَبَّنَآ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى
الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَّقِنَا عَذَابَ النَّارِ
Untuk membaca atau mencetak file khutbah jumat singkat berbahasa Indonesia ini dalam bentuk PDF silahkan download melalui tautan berikut ini :
-min.png)

إرسال تعليق